Kali ini saya ingin bercerita mengenai perjalananan ke kota Bondowoso, kota yang terkenal dengan oleh-oleh khasnya “Tape Bondowoso”.
Hari ini ada undangan pernikahan dari saudara sepupu yang tinggal disana, rencananya kita akan menginap semalam di Bondowoso .
Siang itu cukup terik, jarum jam menunjukkan pukul 13.15 , perjalananan dimulai dari rumah orangtua di daerah Ketapang Probolinggo, karena alasan waktu dan kenyamanan, perjalanan kali ini diputuskan menggunakan angkutan umum (Bus).
Terminal Bayuangga Kota Probolinggo, terletak kurang lebih 1km sebelah selatan kota, kutempuh hanya dalam waktu 5 menit, kemudian kuarahkan motor ke arah Parkir Motor 24 Jam yang ada didepan Terminal.

Tarif parkir untuk 2 jam pertama Rp.2000, sedangkan untuk menginap Rp.4000 , cukup mahal dibandingkan dengan tarif parkir dikota Malang atau Surabaya yang hanya Rp.2000 untuk 24 jam.
Bergegas kami berdua menuju ruang keberangkatan terminal, informasinya bus langsung yang menuju Kota Bondowoso sangat terbatas.
Benar saja , baru 15 menit yang lalu bus langsung menuju Bondowoso telah berangkat, segera kulihat Jadwal Keberangkatan bus yang ada dipapan informasi ,dan benar saja , menurut jadwal , baru ada bus lagi jam 14.30.
Atas saran dari seorang kondektur, mereka menyarankan untuk naik bus jurusan Situbondo, kemudian turun di Besuki. Kemudian bisa naik angkutan lain atau yang biasa disebut “Taxi” jurusan Besuki-Bondowoso, sukur-sukur bisa mengejar bus yang jurusan Surabaya-Bondowoso yang sudah berangkat tadi, ok masuk akal.
Tepat pukul 13.30 an Bus keluar dari Terminal Bayuangga Probolinggo, sepanjang perjalanan turun naik pedagang asongan dan pengamen khas suasana bus Bomel atau kelas ekonomi.
Jadi buat teman-teman yang ingin naik bus ekonomi selalu siapkan uang receh yang banyak sekalian, pesan moralnya adalah
“Menyisihkan Seribu , Dua ribu tidak akan membuat teman-teman jatuh miskin”
Tidak terasa 1 jam sudah perjalanan, sekitar pukul 3 sore hari bus memasuki kota Besuki.
Sebagai informasi tambahan, terminal bus Besuki ini menjadi satu dengan Pasar Besuki, berlokasi tepat dipinggir jalan panturan Surabaya-Banyuwangi.
Badan sudah terasa capek dan penat ditambah panasnya suasana siang itu, padahal perjalananan masih 40 km lagi
Moda Transportasi Kota Besuki
- Angkutan Pedesaan, atau kalo disini disebutnya “TAXI”, sebuah minibus ELF dengan kapasitas 12 orang yang kadang diisi sampai dengan 20 orang menggunakan bangku tambahan
- Bus Umum , informasi yang saya dapat Bus untuk jurusan Bondowoso dari Besuki terakhir adalah pukul 16.30 , jadi saran saya , jika ingin menggunakan transportasi bus langsung ke Bondowoso, silakan bepergian pagi hingga siang hari
Karena kondisi yang masih capek kami putuskan untuk istirahat sebentar di Besuki, sekedar melepas lelah dengan berjalan-jalan diseputar pasar dan terminal Besuki.
Kurang lebih pukul 5 sore, tampak dari kejauhan Bus Ladju jurusan Surabaya-Bondowoso, terlihat calon penumpang sudah siap berlarian berebut ingin mendapatkan posisi tempat duduk yang nyaman.
Kondisi bus tidak seberapa penuh, masih ada beberapa kursi yang kosong, dengan tarif Rp.7000 per orang saya rasa masih wajar untuk jarak sejauh 40 KM.

Berdasarkan informasi, perjalanan dari Besuki menuju Bondowoso akan melewati dataran tinggi arak-arak, Bus menderu dengan keras ketika memasuki arak-arak sebuah daerah pegunungan dengan jalan berkelok yang indah.
Infrastruktur jalan yang cukup bagus serta kondisi jalan yang tidak begitu ramai sore itu membuat perjalanan ini begitu nyaman.
Dari gambar diatas sudah bisa dibayangkan betapa indahnya panorama artak-arak sore itu.
Menurut informasi yang saya dapat, di daerah pegunungan arak-arak inilah asal muasal bahan baku Tape Bondowoso yang terkenal tersebut.

Tepat ketika adzan magrib berkumandang, bus memasuki kota Bondowoso, hawa dingin menyergap sekucur tubuh, tidak cukup dingin namun cukup terasa sejuk.
Jarum jam menunjukkan pukul 17.50 ketika Bus berhenti di Terminal Bondowoso, masih tersisa 2 jam lagi sebelum acara kondangan dimulai.
Salam